Pendidikan gi saat ini dituntut untuk menghadirkan pembelajaran dengan pendekatan lintas disiplin untuk menjawab tantangan global yang semakin kompleks. Pembelajaran lintas disiplin memungkinkan lahirnya inovasi baru dan ide segar dengan menggabungkan berbagai bidang ilmu, sehingga lulusan dapat lebih kompef secara global. Reorientasi kurikulum dengan pendekatan lintas disiplin perlu dilakukan agar perguruan nggi mampu mengiku perkembangan teknologi dan melahirkan inovasi dari para lulusan. Sejalan dengan itu, konsep mikro kredensial muncul sebagai inovasi pendidikan yang mendukung lintas disiplin dan pembelajaran sepanjang hayat.
Kajian ini disusun sebagai bagian dari upaya perbaikan berkelanjutan agar program-program MBKM di UGM dapat terus berlangsung secara optimal dan memberikan dampak yang berkesinambungan. Melalui survei dan laporan ini, UGM berkomitmen untuk memastikan bahwa pembelajaran di luar kampus tetap menjadi bagian integral dari kurikulum, sejalan dengan semangat Kampus Berdampak yang digagas Kemendikbudristek. Harapannya, laporan ini dapat memberikan gambaran komprehensif mengenai latar belakang survei, urgensi keberlanjutan program, serta arah kebijakan ke depan dalam memperkuat kontribusi UGM sebagai kampus yang berdampak bagi masyarakat dan bangsa.
Universitas Gadjah Mada (UGM) bersama 11 perguruan tinggi di wilayah Asia Tenggara dan Eropa menandatangani kesepakatan untuk pengembangan dan pemanfaatan modul mikro kredensial dalam tema Food Security and Climate Change, yang didukung oleh pendanaan Erasmus+ dari tahun 2024 hingga 2026. Kolaborasi ini merupakan inisiatif strategis untuk meningkatkan kapasitas akademik dan profesional dalam bidang ketahanan pangan dan perubahan iklim. Kegiatan ini berlangsung pada 10-11 Februari 2025 di Pattaya, Thailand.