UGM Gelar UGMTALKS dan Screening Film Dokumenter “Di Balik Lumbung Pangan”
Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Universitas Gadjah Mada (UGM) melalui UGM Channel kembali menunjukkan kontribusi nyata dalam menyuarakan isu-isu strategis. Kali ini, UGM berhasil memproduksi film dokumenter berjudul “Di Balik Lumbung Pangan” yang menggambarkan perjuangan masyarakat di pulau terluar Indonesia dalam menjaga kedaulatan pangan di tengah tantangan globalisasi dan perubahan iklim.
Dalam acara yang berlangsung di Auditorium Fakultas Kehutanan UGM pada hari Kamis (5/12), Wakil Rektor UGM, Dr. Arie Sujito, S.Sos., M.Si., memberikan sambutan hangat yang menyoroti relevansi tema film dengan isu nasional dan global terkait pangan. “Film ini adalah bagian dari tanggung jawab kita sebagai intelektual untuk merespons isu ketahanan pangan. Krisis pangan, yang dipicu oleh perubahan iklim dan globalisasi, memerlukan perhatian dan komitmen bersama,” ujarnya.
Selain pemutaran film, acara ini juga menghadirkan diskusi interaktif bersama sejumlah pakar untuk mendalami isu-isu terkait ketahanan pangan di Indonesia. Film dokumenter Di Balik Lumbung Pangan berhasil menangkap realitas perjuangan masyarakat di daerah terluar untuk mempertahankan kedaulatan pangan sebagai warisan budaya dan kebutuhan mendasar. Pemutaran perdana ini diikuti dengan sesi diskusi yang menghadirkan narasumber, antara lain Dr. Arie Sujito, S.Sos., M.Si. – Pengamat Politik, Sosiolog, sekaligus Wakil Rektor UGM, Dr. Jamhari, S.P., M.P. – Ahli Kebijakan Pangan dan Pertanian, Prof. Ir. Widiyatno, S.Hut., M.Sc., Ph.D, IPM. – Ahli Silvikultur dan Dr.Agr. Sc. Ir. Hatma Suryatmojo, S.Hut., M.Si., IPU., ASEAN Eng. – Produser film Di Balik Lumbung Pangan.
Dalam sambutannya, Dr. Arie juga menekankan bahwa ketahanan pangan bukan hanya tanggung jawab sektor pertanian semata, tetapi juga memerlukan pendekatan lintas disiplin. “Apakah sektor kesehatan, pendidikan, bisnis tidak berkepentingan soal pangan? Semua memiliki peran, dan inisiatif seperti ini penting untuk membangun social engagement yang kuat di antara kita semua,” jelasnya. Ia juga menekankan pentingnya peran perguruan tinggi dalam mendukung ketahanan pangan. Film dokumenter ini adalah salah satu cara untuk menyuarakan tantangan sekaligus solusi terkait kedaulatan pangan di wilayah rentan. Ia juga menambahkan bahwa kolaborasi antara akademisi, masyarakat, dan pembuat kebijakan menjadi kunci penting untuk memperkuat ketahanan pangan dalam menghadapi tantangan globalisasi dan perubahan iklim.
Ia mengapresiasi inisiatif peluncuran film ini sebagai media edukasi sekaligus inspirasi bagi mahasiswa untuk memahami isu pangan dari perspektif yang lebih luas. “Selain belajar di kelas, mahasiswa juga harus belajar dari dunia nyata. Film ini memberikan ruang diskusi yang baik untuk mengeksplorasi isu pangan sebagai bagian dari masa depan bangsa,” tambahnya.
Acara ini menarik perhatian luas, baik dari kalangan akademisi, mahasiswa, hingga masyarakat umum. Peserta tidak hanya disuguhkan tontonan yang inspiratif, tetapi juga diajak untuk memahami lebih dalam strategi mempertahankan kedaulatan pangan sebagai bagian dari pembangunan berkelanjutan. Film dokumenter Di Balik Lumbung Pangan tidak hanya menjadi tontonan inspiratif, tetapi juga mendorong penonton untuk melihat isu pangan dari sudut pandang yang berbeda. Melalui diskusi yang melibatkan pakar yang dihadirkan, acara ini juga memperkuat pemahaman peserta tentang pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menjawab tantangan ketahanan pangan.
Melalui film dan diskusi ini, UGM berharap dapat memicu kesadaran kolektif untuk mengambil langkah nyata dalam menjaga ketahanan pangan Indonesia. Rangkaian acara ini juga diharapkan menjadi platform untuk berbagi pengetahuan dan memperkuat sinergi antar pemangku kepentingan.
Telah resmi dirilis, film ini kini dapat ditonton melalui kanal YouTube resmi UGM Channel. Jangan lewatkan kisah inspiratif dari Pulau Enggano dan perjuangan masyarakatnya dalam menjaga kedaulatan pangan di tengah tantangan global.